Medan, dobrakindonesia.com
Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Utara ( Kapoldasu ) khawatir media tumpul dan menjadi robot ke depan.
Media Online di era digitalisasi sekarang ini sangat jauh dari nilai literasi yang positif.
Demikian diungkapkan Ketua Pengurus Wilayah Ikatan Wartawan Online ( PW IWO ) Sumut Teuki Yudhistira Adi Nugraha usai bertemu Kapoldasu Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi didampingi Sekretaris Amri Abdi, LBH Arfan SH, Ketua Bidang Hukum Zahendra dan Rizky Audina (Bidang Organisasi dan Pengembangan) di ruang tamu lantai dua Mapolda Sumut, Jalan SM Raja KM 10,5 Medan, pada (14/ 09 ).
Ini membuat kita introspeksi sekaligus cambuk, diharapkan dalam menjalankan profesi ditutut profesional, ujar Yudistira.
Bahasa manohok Jendral Bintang Dua itu harus dijadikan evaluasi buat kita, karya tulis jurnalistik menjadi bukti kinerja wartawan apakah sesuai UU No 40 tahun 1999 tentang Pers, ujar Ketua PW IWO Sumut.
Apa lagi menurut Kapoldasu belakangan ini mengarah kepada apatis dan sains, sebut Yudistira menuturkan bahasa Kapoldasu.
Media online di era digitalisasi sekarang ini sangat jauh dari nilai literasi yang positif, ungkap Yudistisra.
Menurut Kapoldasu, judul media yang ditampilkan sangat bombastis, namun isi beritanya kosong.
Perhatian Kplapoldasu pada karya tulis jurnalistik begitu serius, beliau soal penentuan judul berita, judul berita yang terlalu mubajir (panjang) namun tidak memberikan makna yang positif, kata Ketua PW IWO Sumut menirukan bahasa Kapoldasu.
Mari berbenah, bekerja secara profesional sesuai dengan UU No 40 tahun 1999 tentang Pers, jadi karya tulis jurnalistik khususnya wartawan media Online benar benar diawasi publik, ini PR buat kita insan pers, terangnya.
Sudah sepatutnya kita terlebih dahulu khawatir, sebab Kapoldasu khawatir kekuatan media itu nanti menjadi tumpul, akan membuat kita menjadi robot dan akan merugikan bagi media itu sendiri,” kata Yudistira.
Kepada kami, Kapoldasu berharap, media bisa menempatkan profesinya pada banyak hal yang bisa dimanfaatkan, seperti kerjasama stake holder.
Banyak ajang positif yang bisa di manfaatkan media untuk kerja sama dalam pengembangan media itu sendiri.
Tentunya media sudah seharusnya menjadi literasi yang positif bagi masyarakat dalam negeri maupun luar negeri,” begitu harapan Kapoldasu, sebut Yudistira.
Seperti dicontohkan Kapaoldasu negara jiran Singapura, media bisa berperan mempengaruhi pendapatan negara dengan memanfaatkan peran media.
Jadi peran kita sebagai media dituntut mampu membangun komunikasi dengan stake holder untuk membangun Sumut yang lebih baik kedepan, ungkap Yudistira.
Sekali lagi harapan Kapoldasu menjadi harapan insan wartawan juga bisa berinovasi penyajian pemberitaan yang bisa menjadi literasi yang positif bagi masyarakat, agar peran media cyber ini kedepannya tidak menjadi robot dan peran profesi media itu sendiri tidak akan tersingkirkan, harap Yudistira. ( Red )